· PENALARAN
Penalaran adalah suatu proses berfikir yang berusaha
menghubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada
suatu kesimpulan.penalaran merupakan proses berfikir untuk mencapai suatu
kesimpulan yang logis.
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak,
untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam
penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan berupa argument.
Penalaran (reasoning, jalan pikiran) menurut Gorys
Keraf adalah suatu proses berpikir yang berusaha menghubung-hubungkan
fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada suatu
kesimpulan.
· PROPOSISI
Proposisi merupakan pernyataan yang telah dirumuskan dalam
kalimat-kalimat yang berbentuk pendapat atau kesimpulan. Sebuah pernyataan
dapat dibenarkan bila terdapat fakta untuk membuktikannya atau sebaliknya.
Tiap proposisi dapat mencerminkan dua macam kemungkinan.
Pertama, ia merupakan ucapan-ucapan factual sebagai akibat dari pengalaman atau
pengetahuan seseorang mengenai sesuatu hal. Kedua, proposisi dapat juga
merupakan pendapat atau kesimpulan seseorang mengenai suatu hal. Contoh kalimat
“terjadi sebuah tabrakan didepan Universitas”. Kalimat tersebut merupakan sebuah
proposisi yang bersifat pernyataan factual yaitu sebuah pernyataan yang
menyangkut fakta yang dialami oleh seseorang.
· INFERENSI
DAN IMPLEMENTASI
Kata inferensi adalah kesimpulan yang diturunkan dari apa
yang ada atau dari fakta-fakta yang ada. Sedangkan implikasi merupakan sesuatu
yang dianggap ada karena sudah dirangkum dalam fakta atau evidensi itu sendiri.
Untuk menjelaskan kedua pengertian diatas, dapat dilihat pada contoh berikut :
“Bila seorang ibu mendengar tetesan air dalam kamar mandi, maka ia menarik
kesimpulan bahwa kerannya bocor atau kurang cermat dalam menutup keran”. Untuk
menetapkan kesimpulan mana yang mempunyai kemungkinan yang paling tinggi, harus
dipertimbangkan dua faktor : pertama, bagaimana kebiasaan penghuni rumah
mempergunakan keran? Dan kedua, berapa lama usia keran tersebut.
· WUJUD
EVIDENSI
Pada hakikatnya evidensi adalah semua fakta yang ada, semua
kesaksian, semua informasi, atau autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan
suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh
dicampur-adukan dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan.
Dalam wujud yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang
dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari
suatu sumber tertentu.
· CARA
MENGUJI DATA
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus
merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara
tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai
evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian
tersebut.
1.
Observasi
2.
Kesaksian
3.
Autoritas
· CARA
MENGUJI FAKTA
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita
peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut
baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa
semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus
mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat
digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1.
Konsistensi
2.
Koherensi
· CARA
MENILAI AUTORITAS
Seorang penulis yang objektif selalu menghidari semua
desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan
pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh
didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.
1.
Tidak mengandung prasangka
2.
Pengalaman dan pendidikan autoritas
3.
Kemashuran dan prestise
4.
Koherensi dengan kemajuan
Sumber:
·
Buku Argumentasi dan Narasi - Gorys Keraf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar