A. Macam- Macam Profesi di Bidang
Teknologi Informasi
Luasnya dunia teknologi informasi,
juga tak lepas dari peran berjuta-juta orang dengan berbagai profesi yang
digeluti dalam bidang IT. Profesi dalam bidang IT sangatlah beragam, mulai dari
tester, web designer, system analyst, dan masih banyak lagi.
Berikut ini merupakan daftar
beberapa profesi di bidang IT beserta deskripsi sederhananya.
1. Programmer/Developer
Profesi programmer/developer adalah
profesi yang paling sering terdengar, karena profesi ini sudah ada sejak
diciptakannya komputer itu sendiri. Profesional dalam bidang software
development dan consulting umumnya pernah meniti karir sebagai seorang
programmer. Keahlian dalam algoritma dan penguasaan terhadap salah satu atau
beberapa bahasa memprograman mutlak diperlukan oleh seorang programmer.
Programer adalah profesi inti dan tulang punggung dalam software development
karena tidak akan terwujud sebuah software aplikasi tanpa adanya programmer,
sedangkan tanpa didukung profesi lainnya, seorang programmer dapat membuat
sebuah aplikasi yang berguna walaupun dengan cakupan terbatas.
Berdasarkan jenis programming dan
output yang dihasilkan, programmer sendiri ada beberapa macam yaitu:
1.1.Hardware Programmer
Hardware programmer sebenarnya
adalah bagian dari hardware engineer. Sesuai namanya, mereka melakukan
programming secara low level terhadap hardware, misalnya mikrokontroler,
embeded sistem, PLC atau device lainnya. Pada awal diciptakannya komputer, programmer
jenis ini lebih dominan karena cara memprogram komputer waktu itu mirip dengan
cara memprogram mikrokontroller saat ini. Bahasa yang digunakan dulunya adalah
bahasa mesin tetapi saat ini cenderung digunakan bahasa assembly dan C.
1.2. System Programmer
Dalam pekerjaannya, system
programmer menggunakan low level dan medium level language. Biasanya mereka
dipekerjakan dalam pengembangan sistem operasi dan modul-modul pendukungnya.
Para pengembangan driver untuk periferal dan programming dalam SIM/UIM card
juga digolongkan ke programmer jenis ini. Perbedaan system programmer dengan
hardware programmer adalah: System programmer bekerja pada tahap pengembangan
suatu platform / sistem operasi atau yang terkait erat dengannya untuk
dijadikan sebagai landasan (platform) bagi pengembangan selanjutnya, sedangkan
hardware programmer bekerja pada tahap implementasi suatu produk agar sesuai
dengan requirement end user. Programmer jenis ini biasa menggunakan bahasa
Assembly, C/C++ dan kemungkinan C# dikemudian hari bila sistem operasi yang
menggunakan managed code (.Net) benar-benar diluncurkan.
1.3. Application Programmer
Bagi yang sering mendengar profesi
“Application Developer”, “Software Developer”, “Web Developer”, “Enterprise
Developer” atau “Developer” saja, profesi-profesi tersebut tergolong sebagai
Application programmer. Programmer jenis inilah yang paling banyak dan populer
di dunia kerja terutama di Indonesia. Hal ini disebabkan karena aplikasi adalah
jenis software yang paling banyak di gunakan.
Perbedaan istilah “application”
dengan “software”. Singkatnya, dalam dunia IT, yang disebut application sudah
pasti adalah sebuah software, sedangkan software belum tentu sebuah
application. Software yang bukan termasuk aplikasi contohnya adalah operating
system, device driver, protocol dll. Sedangkan yang dikenal sebagai aplikasi
adalah software seperti office suite, image editor, games, sistem informasi
retail/swalayan, sistem informasi pendidikan, sistem informasi hotel/retaurant,
sistem informasi manajeman gudang, sistem informasi logistik, ERP (Enterprise
Resource Planning), SCM (Suply Chain Managemant), CRM (Customer Relationship
Managemant) , sistem bank, sistem airline dan masih banyak lainnya.
Dalam pekerjaannya, application
programmer menggunakan high level language seperti Java, C#, Visual Basic (VB),
VB.Net, Delphi, PHP dll. Dengan menggunakan high level language, proses
pengembangan akan lebih mudah dan lebih cepat. Hal ini sesuai dengan tuntutan
kebutuhan customer yang terus berkembang dengan cepat.
Dalam hal cakupan keahlian yang
dibutuhkan, secara kasar jenis aplikasi dapat dibagi menjadi:
Desktop Application (aplikasi yang
berwujud Windows Form, WPF, XWindows atau jenis GUI lainnya yang berjalan di
O/S masing-masing)
Web Application (aplikasi yang user
interface-nya berwujud HTML dan diakses dengan web browser, biasa
dikembangkan dengan framework PHP, ASP.Net, Java, Spring, Ruby on Rails dll )
Database Application (aplikasi yang
memerlukan akses ke database menggunakan teknologi seperti ADO.Net, OLEDB, ODBC,
JDBC, ORM, Hibernate dll)
Distributed Application (aplikasi
terdistribusi/server service seperti Web Service, J2EE, WCF, COM+ dll)
Walaupun digolongkan dalam ke empat macam
keahlian tersebut, seringkali seorang application programmer harus memiliki
keahlian di beberapa jenis aplikasi untuk dapat menghasilkan aplikasi yang
berguna. Contohnya: Web programmer harus memiliki kemampuan dalam web
application dan database application untuk dapat mengembangkan aplikasi web
yang memerlukan database sebagai penyimpanan data. Tidak sedikit pula
programmer yang memiliki keahlian di seluruh jenis aplikasi sehingga sering
disebut disebut enterprise application developer.
Programmer/Developer:
Tugas:
Membangun/mengembangkan software
terutama pada tahap construction dengan melakukan coding dengan bahasa
pemprograman yang ditentukan
Mengimplementasikan requiremant dan
desain proses bisnis ke komputer dengan menggunakan algoritma /logika dan
bahasa pemprograman
Melakukan testing terhadap software
bila diperlukan
Keahlian yang Diperlukan:
Menguasai Algoritma dan logika
pemprograman (ini penting sekali)
Memahami metode, best practice dan
tool/pemodelan pemprograman seperti OOP, design pattern, UML (kemampuan membaca
dan menerapkan)
Menguasai salah satu atau beberapa
bahasa pemprograman populer seperti C++, VB, PHP, C#, Java, Ruby dll (untuk web
developer perlu juga menguasai HTML, DHTML, CSS, JavaScript dan AJAX)
Memahami RDBMS dan SQL (Structured
Query Language)
Menguasai bahasa Inggris (hal ini
sangat penting saat ini karena bahasa en-US merupakan bahasa ibu di dunia IT)
Latar Belakang:
Ilmu Komputer, Teknik Informatika,
Manajemen Informatika, Matematika pemusatan studi Komputasi
2. System Analyst
Seiring dengan berjalannya waktu dan
perkembangan zaman, kebutuhan aplikasi komputer semakin kompleks. Ada kalanya
proses bisnis dan permasalahan dalam suatu organisasi cukup kompleks untuk
dijabarkan secara langsung ke sebuah software aplikasi. Biasanya para
manajer/direksi perusahaan memahami secara detail mengenai proses bisnis di
perusahaannya, misalnya dari sejak procurement, purchasing, manufacturing,
warehousing, marketing, accounting dll, tetapi mereka biasanya kurang memahami
mengenai bagaimana implementasinya secara teknis dalam software aplikasi.
Kemudian seorang programmer biasanya terlalu berkutat dengan coding, algoritma
dan hal-hal yang technical sehingga kadang mengalami kesulitan dalam memahami
proses bisnis menyeluruh yang umumnya terjadi di organisasi/perusahaan
tertentu.
Untuk menjembatani celah ini, maka
diperlukan seorang “System Analyst”. Seorang system analyst di satu sisi
diharuskan memiliki keahlian dalam menganalisis proses bisnis (problem domain)
untuk dapat menghasilkan sebuah SRS (software Requiremant Spesification) dan di
sisi lain menguasai aspek technical dan implementasinya dalam software aplikasi
(solution domain) untuk dapat menghasilkan DDD (Detailed Design Document).
Seorang system analyst biasanya berangkat dari seorang programmer yang sudah
mahir dan berpengalaman dalam software development. Kemampuannya dalam
menangkap requirement dan proses bisnis, ketajaman analisis mengenai
celah-celah dalam sistem serta kemampuan merekomendasikan solusi terbaik secara
technical sangat diperlukan dalam mengembangkan software yang berkualitas dan
dapat bermanfaat untuk meningkatkan kinerja proses bisnis suatu organisasi.
System analyst bekerja pada tahap
requirement dan design, walaupun kadangkala juga diperlukan untuk menyeberang
dari tahap requirement dan design ke tahap construction/implementaion
(coding/programming). Tentunya ini wajar karena biasanya seorang system analyst
dahulunya juga seorang programmer. Tetapi seorang yang benar-benar diposisikan
sebagai system analyst, tugas utamanya adalah membuat requirement dan desain
software.
Catatan:
Untuk mengetahui lebih detail
mengenai tahap pengembangan software (SDLC) akan saya jelaskan di artikel
lainnya.
Kita sering mendengar istilah
Programmer Analyst atau Analyst Programmer. Kedua profesi ini terdengar mirip,
hanya saja dominasi pekerjaannya yang lebih ditekankan untuk diletakkan di
depan istilah tersebut. Programmer Analyst adalah seorang programmer yang
kadang kala bekerja sebagai system analyst tetapi dengan porsi yang lebih
sedikit daripada sebagai programmer. Begitu pula sebaliknya untuk Analyst
Programmer. Saya tidak bisa memastikan apakah penggunaan istilah itu benar
secara bahasa tetapi profesi/posisi semacam itu memang ada di dunia kerja dan
dicantumkan dalam iklan lowongan pekerjaan.
System Analyst:
Tugas:
Membangun/mengembangkan software
terutama pada tahap requirement, design dan sebagian dalam tahap
construction/implementation
Membuat dokumen requiremant dan
desain software berdasarkan proses bisnis customer/client
Membuat proposal dan
mempresentasikannya di hadapan stake holder / customer / client
Membuat desain database bila
aplikasi yang akan di bangun memerlukan database
Membangun/mengembangkan
framework/library untuk digunakan dalam pengembangan software oleh programmer
Keahlian yang Diperlukan:
Menguasai hal-hal yang dikuasai
programmer
Menguasai metode, best practice
pemprograman dan tool/pemodelan pemprograman seperti OOP, design pattern, UML
(kemampuan membangun/mendesain)
Menguasai SQL, ERD dan RDBMS secara
lebih mendalam
Memahami tentang arsitektur aplikasi
dan teknologi terkini
Latar Belakang:
Ilmu Komputer, Teknik Informatika,
Manajemen Informatika, Matematika pemusatan studi Komputasi
3. Software Quality Assurance
Engineer
Software Quality Assurance (SQA)
engineer mungkin agak jarang terdengar di dunia kerja. Hal ini mungkin karena
di Indonesia belum banyak lowongan kerja yang mencantumkan posisi ini. Bila
anda pernah mendengar posisi “Software Tester”, maka itu termasuk dalam profesi
ini. Salah satu tugas SQA engineer memang melakukan testing terhadap software,
tetapi bukan itu saja sebenarnya pekerjaan profesi ini.
Dalam perusahaan software
development yang cukup mapan dan telah menangani banyak proyek besar, SQA
engineer sangat diperlukan terutama untuk menghasilkan software yang
berkualitas. Tugas SQA engineer diantaranya adalah melakukan “quality
assurance” (QA) dan “quality check” (QC) terhadap software. Pengembangan
software harus sesuai dengan prosedur standar yang telah ditetapkan (QA) dan
harus melalui proses testing (QC) yang sesuai. Di sinilah tugas SQA engineer
untuk memonitor proses software development dan memperbaiki standar yang ada
(improve) bila masi memiliki kelemahan.
Dalam software development, terdapat
beberapa resiko yang ditanggung oleh para stake holders. Seperti terjadinya
bug/defect, waktu pengembangan yang semakin panjang, resource yang semakin
bertambah ataupun kendala-kendala lain yang tidak diperkirakan sebelumnya.
Tugas SQA engineer yang persifat preventif adalah dengan meminimalisir
resiko-resiko ini.
Untuk menilai kemapanan sebuah
perusahaan, terutama yang bergerak dalam bidang software development, terdapat
beberapa standar seperti CMMI Capability Maturity Model Integration.
Singkatnya, makin tinggi level CMMI sebuah perusahaan, resiko project yang
ditanganinya akan semakin kecil. Dengan begitu perusahaan dengan level CMMI
yang tinggi dianggap sudah mapan dan dipercaya untuk mengerjakan proyek-proyek
besar. Salah satu tugas SQA engineer adalah mengusahakan agar perusahaannya
lulus sertifikasi CMMI di level tertentu.
Software Quality Assurance Engineer:
Tugas:
1.
Memonitor jalannya proyek software development apakah sudah sesuai dengan
standar dan prosedur yang ada
2.
Merancang dan membuat test case / skenario software testing
3.
Melakukan testing sesuai dengan test case / scenario
4.
Merumuskan dan merancang peningkatkan efisiensi dan efektifitas standar proses
yang digunakan
Keahlian yang Diperlukan:
Menguasai hal-hal yang berhubungan
dengan software testing (test plan, test case, testing automation,
functionality testing, regression testing dll)
Memahami tentang perinsip kerja
software sesuai dengan platformnya masing-masing
Memahami tentang SDLC dan metodologi
software development seperti RUP, Agile, XP, Scrum dll
Memahami standarisasi seperti CMMI
Menguasai penulisan dokumen dan
komunikasi verbal dengan baik (dalam bahasa Inggris dan Indonesia)
Latar Belakang:
Ilmu Komputer, Teknik Informatika,
Manajemen Informatika
4. Software Engineer
Profesi software engineer sebenarnya
ada kemiripannya dengan profesi programmer, system analyst ataupun SQA
engineer. Yang membedakannya adalah software engineer memerlukan keahlian lebih
mendalam dalam hal SDLC (Software Development Life Cycle) yaitu seluruh proses
yang harus dijalani dalam pengembangan software. Pada level tertentu, seorang
software engineer juga harus menguasai manajeman proyek software development.
Salah satu standar SDLC yang umum digunakan dalam software engineering adalah
SWEBOK (Software Engineering Body of Knowledge).
Kompleksitas dalam software
develompment dari tahun-ketahun semakin kompleks dan jauh lebih kompleks
dibandingkan pada saat awal komputer diciptakan. Untuk itulah para ahli dalam
bidang software engineering menyusun berbagai metodologi untuk mengoptimalkan
software development process agar dapat menghasilkan produk software yang
sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Keahlian unik seorang software
engineer adalah kemampuannya untuk merekomendasikan dan menerapkan metodologi
software development terbaik dalam sebuah proyek. Metode-metode software
development populer seperti RUP, Agile, Scrum, XP, TDD, BDD memiliki keunggulan
dan kelemahan dan tentunya diperlukan keahlian dan pengalaman dalam
merekomendasikan dan mengimplementasikan metode yang paling cocok dalam sebuah
proyek software development.
Bila programmer dan system analyst
ada yang dipekerjakan di perusahaan-perusahaan yang core business-nya bukan
software, software engineer umumnya dipekerjakan di perusahaan-perusahaan
software development. Bila sebuah perusahaan memerlukan karyawan dengan posisi
software engineer, maka kemungkinan besar perusahaan tersebut memerlukan
karyawan yang dapat ditempatkan secara fleksibel. Misalnya di sebuah proyek,
karyawan A dapat diposisikan sebagai programmer dalam tahap construction,
sedangkan dalam proyek lainnya si A dapat diposisikan sebagai system analyst
dalam tahap requirement dan design. Dapat pula si A diposisikan sebagai
software tester, SQA engineer ataupun di posisi mana saja dalam SDLC.
Kemampuan untuk menguasai seluruh
disiplin dalam SDLC tidak membuat software engineer selalu lebih unggul
daripada programmer, system analyst atau SQA engineer. Pada tingkatan yang
sama, misalnya pengalaman kerja 5 tahun, seorang sistem analyst tentunya lebih
ahli dalam menangkap requirement dan bisnis proses serta membuat proposal.
Seorang programmer tentunya lebih menguasai secara mendalam bahasa pemprograman
dan IDE (Integrated Development Environment) tools serta trik-trik tertentu dalam
bahasa pemprograman. Seorang SQA engineer lebih menguasai software testing dan
quality assurance. Diluar hal itu, semuanya bergantung pada pribadi
masing-masing dalam mengembangkan keahliannya di profesi apapun.
Software Engineer:
Tugas:
Melakukan tugas-tugas programmer,
system analyst dan sebagian tugas SQA engineer
Merekomendasikan dan menerapkan
metodologi terbaik dalam sebuah proyek software development
Keahlian yang Diperlukan:
Menguasai hal-hal yang dikuasai
programmer, system analyst dan SQA engineer (dalam porsi yang lebih sedikit)
Menguasai SDLC berdasarkan SWEBOK
(requirement, design, implementation/construction, testing, maintenance)
Menguasai metodologi software
development seperti RUP, Agile, XP, Scrum dll
Latar Belakang:
Ilmu Komputer, Teknik Informatika,
Manajemen Informatika, Matematika pemusatan studi Komputasi
5. Database Administrator (DBA)
Profesi Database Administrator (DBA)
terkait erat dengan programmer dan system analyst. Seorang DBA biasanya pernah
menjadi seorang programmer tetapi pekerjaannya lebih sering berkaitan dengan
database. Perbedaannya dengan database application programmer adalah seorang
DBA memiliki keahlian lebih mendalam dalam hal desain, optimasi dan manajemen
RDBMS (Relational Database Managemant System) tertentu seperti Oracle, SQL
Server, MySQL dll. Tentunya penguasaan terhadap SQL (Structured Query Language)
mutlak diperlukan. DBA harus memiliki keahlian menterjemahkan requirement
proses bisnis ke obyek-obyek dalam database seperti tabel, query\view dan stored
procedure disamping keahliannya dalam optimasi database seperti tuning,
indexing, clustering, backup data, maintain high availability dan sebagainya.
Salah satu tugas sehari-hari seorang
DBA adalah memaintain database baik produksi, backup maupun development dalam
perusahaan yang membutuhkan aplikasi database berskala besar untuk
operasionalnya sehari-hari. Karena itu selain hal-hal yang berhubungan dengan
software, seorang DBA juga perlu memahami beberapa hal tentang hardware seperti
teknologi server, storage devices dll agar dapat merekomendasikan database yang
optimal. Pengetahuan tentang server clustering, storage array network (SAN),
RAID, backup devices dan optimalisasinya merupakan keahlian unik seorang DBA.
Dengan semakin berkembangnya
berbagai teknologi ORM (object relational mapping), maka di kemudian hari
pekerjaan programmer dan DBA akan semakin dapat dipisahkan. Bila di masa lalu
banyak programmer yang merangkap sebagai DBA, di masa depan bisa jadi
programmer semakin jarang menggunakan SQL karena semuanya sudah ditangani oleh
komponen ORM. Di sinilah perbedaan bidang keahlian seorang DBA menjadi lebih
terlihat dibandingkan dengan seorang programmer.
Dahulu untuk mencari orang yang
memiliki keahlian dalam bidang jaringan, server dan database, Hasilnya orang
seperti itu tidak pernah ditemukan, karena itu sama saja menggabungkan
kemampuan System Administrator dengan Database Administrator. Seorang System
Administrator berlatar belakang computer system & networking Seorang DBA
sebenarnya berlatar belakang software development. Dua hal tersebut bagaikan
jalan bercabang yang harus dipilih oleh seorang profesional IT di awal
karirnya.
Database Administrator:
Tugas:
Merancang dan membangun database
dalam sebuah system
Merekomendasikan solusi terbaik
dalam implementasi database baik dalam hal software maupun hardware
Memaintain database agar dapat
berjalan dengan baik dan optimal
Keahlian yang Diperlukan:
Menguasai ERD, SQL dan desain
database secara mendalam
Menguasai berbagai teknik
optimalisasi/tuning, backup dan maintain database
Menguasai secara mendalam salah satu
atau lebih RDBMS beserta tools yang ada.
Memahami tentang salah satu
platform/bahasa pemprograman untuk mengakses database
Menguasai teknologi server, storage,
operating system yang berkaitan dengan implementasi database
Latar Belakang:
Manajemen Informatika, Teknik
Informatika, Ilmu Komputer
6. Software Architect
Software architect atau kadang
disebut juga sebagai Technical Architect biasanya bekerja di perusahaan
software development yang memiliki produk-produk software yang cukup besar dan
kompleks. software architect bertugas untuk mendesain dan merekomendasikan
secara technical mengenai bagaimana dan apa yang diperlukan dalam mengembangkan
produk software tersebut. Profesional di bidang ini biasanya pernah meniti
karir sebagai programmer, software engineer atau system analyst.
Bila system analyst harus memiliki
pengetahuan yang berimbang antara proses bisnis (problem domain) dan software
technology (solution domain), seorang architect dituntut untuk menguasai
software technology secara lebih mendalam. Kemampuannya dalam hal technical
sangat diperlukan dalam proyek-proyek software development berskala besar dan
kompleks, dimana keputusan dalam pemilihan teknologi yang paling tepat dan
penguasaanya sangat menentukan kesuksesan proyek. Keahlian utama seorang
software architect adalah dalam bidang software design dan software development
technology.
Software Architect:
Tugas:
Merekomendasikan teknologi yang
paling cocok untuk mengembangkan produk software
Membuat standar-standar software
development yang akan digunakan oleh tim programmer / developer
Membuat rancangan/desain software
dan proses pengembangannya secara keseluruhan
Keahlian yang Diperlukan:
Menguasai hal-hal yang dikuasai
programmer, system analyst dan software engineer
Menguasai secara mendalam tentang
software development technology
Menguasai penulisan dokumen dengan
baik (dalam bahasa Inggris dan Indonesia)
Latar Belakang:
Teknik Informatika, Ilmu Komputer,
Manajemen Informatika
7. Software Implementer
Software implementer kadang desebut
sebagai “Implementer” atau “Software Support”. Profesi ini kedengarannya mirip
dengan “System Support” di dunia Computer System & Networking (lihat di
“Profesi di dunia IT Bagian 1″). Memang secara pekerjaan ada kemiripan, tetapi
sesuai penamaannya, dalam hal sesuatu yang disupport tentu sudah terlihat
perbedaannya. Profesi software implementer tidak tergolong dalam bidang
software development melainkan lebih dekat ke bidang software consulting
Seorang software implementer/support
bertugas men-support produk software yang akan diimplementasikan di sisi
client/customer baik instalasi setting konfigurasi, modifikasi dan pelatihan
untuk user-usernya. Umumnya software support tidak berurusan dengan masalah
hardware/jaringan melainkan lebih ke produk software yang di support. seorang
software implementer/support dibutuhkan dalam implementasi software yang cukup
besar dan kompleks seperti software perbankan, asuransi, airline dll
Software Implementer / Support
Tugas:
Melakukan instalasi/implementasi
serta setting produk software di sisi client/customer
Memelihara dan memastikan software
yang sudah diimplementasikan berjalan dengan baik
Melakuakan troubleshooting terhadap
produk software
Memberikan pelatihan (training)
kepada para pengguna software
Keahlian yang Diperlukan:
Menguasai secara mendalam produk
software yang akan diimplementasikan
Menguasai teknologi platform /
sistem poperasi/ middleware (bila ada) yang dibutuhkan oleh produk software
yang disupport
Memahami insalasi, setting &
troubleshooting produk software yang diimplementasikan
Latar Belakang:
Manajemen Informatika, Teknik
Informatika, Ilmu Komputer, Teknik Komputer, Teknik Elektro (Pemusatan Studi
Komputer)
8. Technical Consultant
Technical Consultan atau kadang
disebut sebagai “Consultant” saja sesuai namanya bekerja sebagai konsultan IT.
Tugas utama seorang konsultan adalah merekomendasika solusi teknologi IT
terbaik untuk memecahkan masalah yang ada. Bila seorang software architect
lebih menguasai solution domain, seorang technical consultant lebih menguasai
problem domain. Seorang technical consultant mirip seorang system analyst yang
lebih sering membuat konsep proses bisnis dan requirment daripada melakukan
design atau coding. Technical consultant tentunya juga menguasai teknologi
software development tetapi pada level yang lebih umum dan luas (high level)
dan lebih condong termasuk dalam bidang software consulting.
Berbeda dengan software architect
yang lebih banyak bekerja secara internal dalam perusahaan, technical
consultant lebih banyak bekerja untuk memberikan konsultasi kepada
client/customer dan lebih banyak berhadapan dengan banyak orang. Untuk itu
dibutuhkan interpersonal dan writing skill yang memadai.
Apabila anda sering mendengar
istilah ERP (Enterprise Resource Planning) consultant, profesi tersebut
termasuk dalam technical consultant. seorang ERP consultant tentunya harus
menguasai proses bisnis enterprise dan bagaimana mengimplementasikannya dalam
produk software yang dikuasai / direkomndasikannya. Pada tulisan mengenai
“Profesi di dunia IT Bagian 1″, IT specialist mirip dengan technical consultant
dalam hal rekomendasi dan implementasi IT. Perbedaannya adalah, technical
consultant lebih menguasai proses bisnis dan software sedangkan IT specialist
lebih meguasai hardware dan jaringan serta software secara garis besar.
Bila bekerja pada perusahaan yang
menjual produk software, technical consultant biasanya lebih banyak bekerja
pada tahap pre-sales. Pada tahap implementasi, technical consultant bekerja
sama dengan software implementer. Setelah software terimplementasi (after
sales), software implementer / support akan lebih banyak berperan dalam
operasionalnya. Technical consultant akan diperlukan lagi bila ada perubahan
proses bisnis, modifikasi atau penambahan modul yang cukup kompleks dalam
software tersebut
Technical Consultant:
Tugas:
Memberikan konsultansi/rekomendasi
mengenai solusi IT terbaik untuk memecahkan masalah
Membuat dokumen seperti proposal,
requirement dan desain software secara umum
Melakukan pelatihan (training)
kepada para pengguna software
Keahlian yang Diperlukan:
Berpengalaman dan menguasai berbagai
macam proses bisnis enterprise atau jenis bisnis terentu
Menguasai teknologi IT secara luas
Menguasai secara mendalam tentang
solusi software yang direkomendasikan
Menguasai penulisan dokumen dan
komunikasi verbal dengan baik (dalam bahasa Inggris dan Indonesia)
Latar Belakang:
Manajemen Informatika, Teknik
Informatika, Ilmu Komputer, Teknik Komputer, Teknik Elektro (Pemusatan Studi
Komputer)
9. User Interface Designer
Mungkin anda agak jarang mendengar
nama profesi seperti ini karena memang istilah ini jarang digunakan. Ada iklan
lowongan pekerjaan yang menggunakan istilah “User Interface Designer”, tetapi
lebih sering digunakan istilah “Web Designer” untuk posisi tersebut.
Profesi yang terakhir ini memang
agak sedikit berbeda dengan profesi-profesi sebelumnya karena orang-orang
sukses di bidang ini umumnya memiliki bakat seni sekaligus kemampuan technical.
Seorang user interface designer harus dapat membuat desain web yang manis,
serasi, user friendly tetapi tetap efisien karena Internet memiliki bandwidth
yang terbatas. Karena profesional di bidang ini lebih sering dipekerjakan dalam
web development, maka profesi ini lebih sering disebut sebagai web designer.
Selain menguasai programming
terutama web programming, seorang web designer juga harus menguasai tools dalam
image design dan animasi seperti produk-produk Adobe/Macromedia, Corel dll.
Dalam web development, user interface designer bekerja bahu-membahu dengan web
programmer/developer untuk menghasilkan aplikasi web yang baik dalam hal
tampilan dan fungsionalitas. Tampilan yang baik, menarik dan user friendly akan
membuat aplikasi web tersebut dinilai lebih bermutu.
Kadang kala user interface designer
juga disertakan dalam proyek-proyek non web, misalnya untuk membuat design
icon, splash screen, logo dll. Contohnya, dewasa ini di platform Microsoft.Net
dikenal adanya teknologi WPF (Windows Presentation Foundation). Dengan
menggunakan teknologi ini, desain tampilan aplikasi desktop dapat dipisahkan
dengan coding-nya. Seorang user interface designer dapat bekerja pada desain tampilan
menggunakan XAML, sedangkan programmer/developer mengerjakan coding-nya di
code-behind menggunakan C# atau VB.Net. Karena itulah profesi ini menurut saya
lebih tepat dinamakan user interface designer.
User Interface Designer:
Tugas:
Mendesain user interface agar
menarik dan serasi secara visual dan user friendly
Mendesain image/gambar/animasi yang
akan digunakan di tampilan user interface (UI) software aplikasi
Keahlian yang Diperlukan:
Memiliki bakat/minat di seni rupa /
desain visual
Memahami dasar-dasar pemprograman
baik web maupun secara umum
Menguasai scripting untuk user
interface seperti seperti HTML, DHTML, CSS, JavaScript, action script, XAML
dll.
Menguasai tools manipulasi image dan
animasi
B. Deskripsi Kerja IT
1. System
analyst
System
analyst merancang
solusi IT baru untuk meningkatkan efisiensi bisnis dan produktifitas.
Pekerjaannya dapat untuk ekstrenal client atau internal client (seperti
departemen dalam organisasi yang sama). Bekerja secara dekat dengan client, analystmemeriksa
model bisnis dan aliran data, mendiskusikan penemuan mereka dengan client,
dan merancang solusi IT yang tepat.
Mereka
menghasilkan sketsa rancangan dan meminta sistem IT baru, menentukan operasi
yang akan dijalankan oleh sistem, dan cara data akan dilihat oleh user,
memberikan rancangannya pada client dan setelah disetujui,
bekerja secara dekat dengan tim client untuk
mengimplementasikan solusi.
2. Software
engineer
Software
engineer meneliti,
merancang, dan men-develop sistem software untuk
memenuhi keperluan client. Setelah sistem sudah secara penuh
dirancang software engineer lalu diuji, debug, dan
memelihara sistem. Mereka perlu memiliki pengetahuan berbagai macam bahasa
pemrograman komputer dan aplikasi, ini karena luasnya bidang kerja yang dapat
terlibat didalamnya.
Software
engineer seringkali
merupakan computer programmer atau software developer.
Bergantung pada tipe organisasi, software engineer dapat
menjadi spesialis dalam sistem atau aplikasi. Software engineering merupakan
salah satu profesi IT yang paling popular.
3. Network
engineer
Network
engineer bertanggungjawab
untuk memasang dan mendukung komunikasi jaringan komputer dalam organisasi atau
antar organisasi. Tujuannya adalah untuk memastikan operasi yang lancar dari
jaringan komunikasi untuk menyediakanperformance yang maksimum dan
ketersediaan untuk user (staff, client, customer,supplier,
dan lain-lain).
Network
engineer bekerja secara internal sebagai bagian dari tim pendukung IT di
organisasi atau secara eksternal sebagai bagian dari perusahaan konsultansi
networking dengan beberapa client.
4. IT
Trainer
IT
Trainer umumnya
merancang dan memberikan kursus dalam information and communications
technologydekstop dan software khusus perusahaan.
Mereka juga menyediakan pelatihan dalam area yang lebih teknis untuk software
engineer, teknisi, perancang website, dan programmer. IT
Trainer bekerja pada perguruan tinggi, perusahaan pelatihan, dan dalam
departemen pelatihan dari suatu perusahaan besar dan organisasi sektor publik.
Banyak IT Trainer merupakan self-employed. (ICT) seperti
aplikasi
5. Application
developer
Application
developer menerjemahkan
kebutuhan software ke dalam kode pemrograman singkat dan kuat.
Kebanyakan akan mengkhususkan pada lingkungan developmenttertentu
seperti computer games atau e-commerce, dan akan
memiliki pengetahuan yang dalam pada beberapa bahasa komputer yang
bersangkut-paut. Peranannya meliputi menulis spesifikasi dan merancang,
membangun, menguji, mengimplementasikan dan terkadang yang membantu aplikasi
seperti bahasa komputer dan development tool.
Application
developer bekerja
dalam range yang luas pada sektor bisnis seperti sektor
publik, biasanya menjadi bagian dari tim dengan IT professional lainnya
sepertisystem/busineess analyst dan technical author.
Mereka bekerja pada produk umum yang dapat dibeli atau untuk client individual
menyediakan bespoke solutions.
6. Manajer
sistem informasi
Manajer
sistem informasi bertanggung
jawab pada sistem komputer dalam perusahaan, mengawasi pemasangan, memastikan
sistem backup berjalan dengan efektif, membelihardware dan software,
menyediakan infrastruktur teknologi ICT untuk organisasi, dan berkontribusi
dalam kebijakan organisasi mengenai standar kualitas dan perencanaan strategi.
Manajer
sistem informasi bekerja pada semua ukuran orgranisasi dalam industri dan
sektor pelayanan, biasanya dengan staff dari teknisi, programmer,
dan hardwaremelapor pada manajer.
7. Konsultan
IT
Konsultan
IT bekerja secara partnership
dengan client, menganjurkan mereka bagaimana untuk menggunakan teknologi
informasi agar memenuhi sasaran bisnis atau menyelesaikan suatu masalah.
Konsultan bekerja untuk memperbaiki struktur dan efisiensi dan sistem IT
organisasi.
Konsultan
IT dapat terlibat dalam bermacam aktivitas seperti marketing, manajemen
proyek, customer relationship management (CRM) dan system
development.
Mereka
juga bertanggungjawab untuk pelatihan user dan feedback. Pada
banyak perusahaan, tugas tersebut dilakukan oleh IT project team.
Konsultan IT makin terlibat dalam penjualan dan pengembangan bisnis.
8. Database
administrator
Database
administrator bertanggung
jawab terhadap performance, integeritas, dan keamanan dari database.
Peran tambahan yang diperlukan kemungkinan besar termasuk perencanaan,
pembangunan (development),troubleshooting.
Pendekatan database mengikuti
beberapa prinsip:
·
Data
tetap konsisten dalam database
·
Data
terdefinisi dengan jelas
·
User mengakses data secara
bersamaan, dalam bentuk yang cocok untuk mereka
·
Ada
ketentuan untuk keamanan data dan recovery control (semua
dapat masih dapat diperoleh dalam keadaaan darurat)
Peran database
administrator meningkat berdasarkan database dan
proses yang dikelola dan kemampuan dari database management system (DBMS).
C.
Standar Profesi ACM & IEEE
ACM
(Association for Computing Machinery)
ACM (Association for Computing Machinery) atau
Asosiasi untuk Permesinan Komputer adalah sebuah serikat ilmiah dan pendidikan
komputer pertama di dunia yang didirikan pada tahun 1947. Anggota ACM sekitar
78.000 terdiri dari para profesional dan para pelajar yang tertarik akan
komputer. ACM bermarkas besar di Kota New York. ACM diatur menjadi 170 bagian
lokal dan 34 grup minat khusus (SIG), di mana mereka melakukan kegiatannya. SIG
dan ACM, mensponsori konferensi yang bertujuan untuk memperkenalkan inovasi
baru dalam bidang tertentu. Tidak hanya mensponsori konferensi, ACM juga pernah
mensponsori pertandingan catur antara Garry Kasparov dan komputer IBM Deep
Blue. ACM telah menciptakan sebuah perpustakaan digital di mana ia telah
membuat seluruh publikasi yang tersedia. ACM perpustakaan digital merupakan
koleksi terbesar di dunia informasi mengenai mesin komputasi dan berisi arsip
jurnal, majalah, prosiding konferensi online, dan isu-isu terkini ACM
publikasi. Layanan online termasuk forum yang disebut Ubiquity dan Tech News
mencerna, baik yang berisi informasi terbaru tentang dunia IT.
ACM
pesaing utama adalah IEEE Computer Society. Sulit untuk generalisasi akurat
tentang perbedaan antara keduanya, tetapi ACM berfokus pada ilmu komputer
teoritis dan aplikasi pengguna akhir, sementara IEEE lebih memfokuskan pada
masalah-masalah hardware dan standardisasi. Cara lain untuk menyatakan
perbedaan yaitu ACM adalah ilmuwan komputer dan IEEE adalah untuk insinyur
listrik, meskipun subkelompok terbesar adalah IEEE Computer Society. Tentu
saja, ada tumpang tindih yang signifikan antara kedua organisasi, dan mereka
kadang-kadang bekerjasama dalam proyek-proyek seperti pengembangan
kurikulumilmu komputer.
ACM
memiliki empat “Boards” yang membentuk berbagai komite dan subkelompok, untuk
membantu menjaga kualitas staf Kantor Pusat layanan dan produk. Papan ini
adalah sebagai berikut publikasi, SIG Governing Board, pendidikan, dan Badan
Layanan Keanggotaan.
IEEE
(Institute of Electrical and Electronics Engineers)
IEEE
(Institute of Electrical and Electronics Engineer) merupakan
asosiasi professional terbesar di dunia yang didedikasikan atau dibuat untuk
memajukan inovasi teknologi dan kesempurnaan untuk kepentingan kemanusiaan.
IEEE adalah sebuah organisasi profesi nirlaba yang terdiri dari banyak ahli di
bidang teknik yang mempromosikan pengembangan standar-standar dan bertindak
sebagai pihak yang mempercepat teknologi-teknologi baru dalam semua aspek dalam
industri dan rekayasa (engineering), yang mencakup
telekomunikasi, jaringan komputer, kelistrikan, antariksa, dan elektronika.
Sebelumnya
IEEE bergerak dalam bidang elektroteknika, dan merupakan kependekan dari Institute of Electrical and Electronics Engineer.
Namun, meluasnya dan saling berkaitnya bidang-bidang ilmu yang menjadi minat
pengembangan IEEE membuat organisasi ini memposisikan diri untuk bergerak dalam
teknologi-teknologi lain yang terkait, dan saat ini disebut IEEE saja. Tujuan
inti IEEE adalah mendorong inovasi teknologi dan kesempurnaan untuk kepentingan
kemanusiaan. Visi IEEE adalah akan menjadi penting untuk masyarakat teknis
global dan professional teknis dimana-mana dan dikenal secara universal untuk
kontribusi teknologi dan teknis yang professional dalam meningkatkan kondisi
perkembangan global.
IEEE
memiliki lebih dari 300.000 anggota individual yang tersebar dalam lebih dari
150 negara. Aktivitasnya mencakup beberapa panitia pembuat standar, publikasi
terhadap standar-standar teknik, serta mengadakan konferensi.
IEEE-SA
telah mengembangkan standar untuk lebih dari satu abad, melalui program yang
menawarkan keseimbangan, keterbukaan, prosedur adil , dan konsensus. Ahli-ahli
teknis dari seluruh dunia berpartisipasi dalam pengembangan IEEE standar.
Standar dalam IEEE adalah mengatur fungsi, kemampuan dan interoperabilitas dari
berbagai macam produk dan layanan yang mengubah cara orang hidup, bekerja dan
berkomunikasi. Dengan para pemimpin yang berpikir kolaboratif di lebih dari 160
negara, IEEE mempromosikan inovasi, memungkinkan penciptaan dan perluasan pasar
internasional dan membantu melindungi kesehatan dan keselamatan publik.
IEEE
standard association memiliki beberapa program yaitu Industry Connections program, Corporate Program International Program, GET Program, Arc Flash, danNESC. Setiap tahun, IEEE-SA melakukan lebih dari 200
suara standar, suatu proses dimana standar yang diusulkan pada saat memilih
untuk keandalan teknis dan kesehatan. Pada tahun 2005, IEEE telah dekat dengan
900 standar aktif, dengan 500 standar dalam pengembangan. Salah satu yang lebih
penting adalah IEEE 802 LAN / MAN kelompok standar, dengan standar jaringan
komputer digunakan secara luas untuk keduanya (kabel ethernet) dan jaringan
nirkabel (IEEE 802.11). Proses pembangunan IEEE standar dapat dipecah melalui
tujuh langkah dasar yaitu:
1.
Mengamankan Sponsor,
2.
Meminta Otorisasi Proyek,
3.
Perakitan Kelompok Kerja,
4.
Penyusunan Standard,
5.
Pemungutan suara,
6.
Review Komite,
7.
Final Vote.
IEEE
Indonesia Section berada pada IEEE Region 10 (Asia-Pasifik). Ketua IEEE
Indonesia Section tahun 2009-2010 adalah Arnold Ph Djiwatampu. Saat ini IEEE
Indonesia Section memiliki beberapa chapter, yaitu:
a.
Chapter Masyarakat Komunikasi (Communications Society Chapter)
b.
Chapter Masyarakat Sistim dan Sirkuit (Circuits and Systems Society
Chapter)
c.
Chapter Teknologi Bidang Kesehatan dan Biologi (Engineering in Medicine and
Biology Chapter)
d.
Chapter Gabungan untuk Masyarakat Pendidikan, Masyarakat Peralatan Elektron,
Masyarakat Elektronik Listrik, dan Masyarakat Pemroses Sinyal (Join Chapter of Education Society, Electron Devices Society, Power
Electronics Society, Signal Processing Society)
e.
Chapter Gabungan MTT/AP-S (Joint chapter MTT/AP-S)
D.
Standar Profesi di Indonesia
Standar Profesi di Indonesia
Dan Regional
Posted April 20, 2011 by jamal1188
in Uncategorized. Tinggalkan sebuah Komentar
Berdasarkan perkembangan Teknologi
Informasi secara umum, serta kebutuhan di Indonesia serta dalam upaya
mempersiapkan diri untuk era perdagangan global. Beberapa usulan dituangkan
dalam bab ini. Usulan-usulan tersebut disejajarkan dengan kegiatan SRIG-PS
(SEARCC), dan IPKIN selaku perhimpunan masyarakat komputer dan informatika di
Indonesia. Juga tak terlepas dari agenda pemerinta melalui Departemen terkait.
Gambar 1. Implementasi Standardisasi
Profesi bidang TI di Indonesia
Langkah-langkah yang diusulan dengan
tahapan-tahapan sebagai beriku :
·
Penyusunan
kode etik profesiolan Teknologi Infomrasi
·
Penyusunan
Klasifikasi Pekerjaan (Job) Teknologi Informasi di Indonesia
·
Penerapanan
mekanisme sertifikasi untuk profesional TI
·
Penerapan
sistem akreditasi untuk Pusat Pelatihan dalam upaya Pengembangan Profesi
·
Penerapan
mekanisme re-sertifikasi
Promosi Standard Profesi Teknologi
Informasi
Beberapa rencana kegiatan SRIG-PS pada masa mendatang dalam upaya memasyarakatkan model standardisasi profesi dalam dunia TI adalah :
Beberapa rencana kegiatan SRIG-PS pada masa mendatang dalam upaya memasyarakatkan model standardisasi profesi dalam dunia TI adalah :
·
Distribusi
dari manual SRIG-PS di SEARCC”96 di Bangkok.pada bulan Juli 1996.
·
Promosi
secara ekstensif oleh para anggota dari 1996-1997
·
Presentasi
tiap negara yang telah benar-benar mengimplementasikan standard yang
berdasarkan model SRIG-PS, pada SEARCC’97 di New Delhi. Ini merupakan penutupan
phase 2 dari SRIG-PS.
Untuk memasyarakatkan stardisasi
profesi dan sistem sertiikasi ini, maka harus dilakukan lebih banyak promosi dalam
penyebaran standard kompetensi. Promosi akan dilakukan melalui radio, majalah,
atau bahkan TV. Terlebih lagi, adalah penting untuk mempromosikan standard ini
ke pada institusi pendidikan, teurtama Bagian Kurikulum, karena pendidikan
Teknologi Informasi harus disesuaikan agar cocok dengan standard yang akan
diterapkan dalam industri.
Rencana strategis dan operasional
untuk mempromosikan implementasi dari rekomendasi SRIG-PS di negara-negara
anggota SEARCC.
Gambar 2. Promosi model SRIG-PS
Promosi ini memiliki berbagai sasaran, pada tiap sasaran tujuan yang ingin dicapai adalah berbeda-beda.
·
Pemerintah,
untuk memberi saran kepada pemerintah, dan pembuat kebijaksanaan dalam bidang
TI dalam usaha pengembangan sumber daya manusia khususnya bidang TI.
·
Pemberi
Kerja, untuk membangkitkan kesadaran di antara para pemberi kerja tetang
nilai-nilai dari standard profesional dalam meningkatkan kualitas profesional
TI.
·
Profesional
TI, untuk mendorong agar profesional TI, dari negara anggota melihat
nilai-nilai snatndar dalam profesi dak karir mereka.
·
Insitusi
dan Penyusun kebijaksanaan Pendidikan, untuk memberi saran pada pembentukan
kurikulum agar dapat memenuhi kebutuhan dan standard profesional di regional
ini dalam Teknologi Informasi.
·
Masyarakat
Umum, untuk menyadarkan umum bahwa Standard Profesional Regional adalah penting
dalam menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas.
Untuk mempromosikan model
standardisasi dalam dunia TI ini, SEARCC memiliki berbagai perencanaan kampanye
antara lain :
·
Publikasi
dari Standard Profesional Regional diterbitkan di seluruh negara anggota
·
Presentasi
secara formal di tiap negara anggota.
·
Membantu
implementasi standard di negara-negara anggota
·
Memonitor
pelaksanaan standard melalui Himpunan/Ikatan nasional
·
Melakukan
evaluasi dan pengujian
·
Melakukan
perbaikan secara terus menerus
·
Penggunaan
INTERNET untuk menyebarkan informasi mengenai standard ini.
Untuk mengimplementasi promosi di
Phase 2, SRIG-PS memperoleh dana bantuan yang akan digunakan untuk :
·
Biaya
publikasi : disain, percetakan dan distribusi
·
Presentasi
formal di negara anggota
·
Membantu
implementasi standar di negara anggota
·
Pertemuan
untuk mengkonsolidasi, memonitor, dan bertukar pengalaman
Adalah penting untuk menyusun WEBpage mengenai
Standardisasi Profesi pada Teknologi Informasi. WEBpage ini akan memberikan
informasi mengenai model SRIG-PS dan model standard di Indonesia.
Pembentukan Standar Profesi
Teknologi Informasi di Indonesia
Dalam memformulasikan standard untuk Indonesia, suatu workshop sebaiknya diselenggarakan oleh IPKIN. Partisipan workshop tersebut adalah orang-orang dari industri, pendidikan, dan pemerintah. Workshop ini diharapkan bisa memformulasikan deskripsi pekerjaan dari klasifikasi pekerjaan yang belum dicakup oleh model SRIG-PS, misalnya operator. Terlebih lagi, workshop tersebut akan menyesuaikan model SRIG-PS dengan kondisi Indonesia dan menghasilkan model standard untuk Indonesia. Klasifikasi pekerjaan dan deskripsi pekerjaan ini harus diperluas dan menjadi standard kompetensi untuk profesioanal dalam Teknologi Informasi
Dalam memformulasikan standard untuk Indonesia, suatu workshop sebaiknya diselenggarakan oleh IPKIN. Partisipan workshop tersebut adalah orang-orang dari industri, pendidikan, dan pemerintah. Workshop ini diharapkan bisa memformulasikan deskripsi pekerjaan dari klasifikasi pekerjaan yang belum dicakup oleh model SRIG-PS, misalnya operator. Terlebih lagi, workshop tersebut akan menyesuaikan model SRIG-PS dengan kondisi Indonesia dan menghasilkan model standard untuk Indonesia. Klasifikasi pekerjaan dan deskripsi pekerjaan ini harus diperluas dan menjadi standard kompetensi untuk profesioanal dalam Teknologi Informasi
Persetujuan dan pengakuan dari
pemerintah adalah hal penting dalam pengimplementasian standard di Indonesia.
Dengan demikian, setelah standard kompetensi diformulasikan,
standard tersebut dapat diajukan kepada kepada Pemerintah melalui Menteri
Tenaga Kerja. Selain itu standard tersebut juga sebaiknya harus diajukan kepada
Menteri Pendidikan dengan tujuan membantu pembentukan kurikulum Pendidikan
Teknologi Informasi di Indonesia dan untuk menciptakan pemahaman dalam
pengembangan model sertifikasi.
Untuk melengkapi standardisasi,
IPKIN sudah perlu menetapkan Kode Etik untuk Profesi Teknologi
Informasi. Kode Etik IPKIN akan dikembangkan dengan mengacu pada Kode Etik
SEARCC dan menambahkan pertimbangan-pertimbangan yang sesuai dengan kondisi di
Indonesia.
Selanjutnya, mekanisme
sertifikasi harus dikembangkan untuk mengimplementasikan standard kompetensi
ini. Beberapa cara pendekatan dari negara lain harus dipertimbangkan. Dengan
demikian, adalah penting untuk mengumpulkan mekanisme standard dari
negara-negara lain sebelum mengembangkan mekanisme sertifikasi di Indonesia.
Sertifikasi sebaiknya dilaksanakan
oleh IPKIN sebagai Asosiasi Komputer Indonesia. Pemerintah diharapkan akan
mengakui sertifikat ini, dan memperkenalkan dan mendorong implementasinya di
industri. Dalam mengimplementasikan mekanisme sertifikasi, beberapa badan perlu
dibentuk
·
Badan
Penguji harus
dibentuk dan institusi pendidikan sebaiknya dilibatkan dalam mekanisme ini. Hal
ini perlu karena institusi pendidikan memiliki pengalaman dalam memberikan
ujian.
·
Panitia
Persiapan Ujian, mempersiakan
kebutuhan administrasi, pendaftaran, penjadwalan, pengumpulan maeri ujian.
·
Pelaksana
Ujian,
mempersiapkan tempat ujian dan melaksanakan ujian. Menyerahkan hasil ujian
kepada Badan Penguji untuk diperiksa, mengolah hasil dan memberikan hasil
kepada IPKIN
·
Pelaksana
akreditasi training centre,
untuk kebutuhan resertifikasi maka perlu dibentuk badan yang melakukan
penilaian terhadap pelaksana pusat pelatihan, tetapi hal ini baru dilaksanakan
setelah 5 tahun sistem sertifikasi berjalan,.
·
Pelaksana
resertifikasi, hal
ini mungkin baru dapat dilaksanakan setelah 5 tahun setelah sistem sertifikasi
berjalan dengan baik
Kerja sama antara institusi terkait
dikoordinasikan. IPKIN sebagai Asosiasi Profesi dapat memainkan peranan sebagai
koordinator.
Dalam pembentukan mekanisme
sertifikasi harus diperhatikan beberapa hal yang dapat dianggap sebagai
kriteria utama:
·
Sistem
sertifikasi sebaiknya kompatibel dengan pembagian pekerjaan yang diakui secara
regional.
·
Memiliki
berbagai instrument penilaian, misal test, studi kasus, presentasi panel, dan
lain-lain.
·
Harus
memiliki mekanisme untuk menilai dan memvalidasi pengalaman kerja dari para
peserta, karena kompetensi profesional juga bergantung dari pengalaman kerja
pada bidang tersebut.
·
Harus
diakui pada negara asal.
·
Harus
memiliki silabus dan materi pelatihan, yang menyediakan sarana untuk
mempersiapkan diri untuk melakukan ujian sertifikasi tersebut.
·
Sebaiknya
memungkinkan untuk dilakukan re-sertifikasi
Sebagai kriteria tambahan adalah :
·
Terintegrasi
dengan Program Pengembangan Profesional
·
Dapat
dilakukan pada region tersebut.
Dalam hal sertifikasi ini SEARCC
memiliki peranan dalam hal :
·
Menyusun
panduan
·
Memonitor/dan
bertukar pengalaman
·
Mengakreditasi
sistem sertifikasi, agar mudah diakui oleh negara lain anggota SEARCC
·
Mengimplementasi
sistem yang terakreditasi tersebut
Sumber :
http://amik-serang.blogspot.com/2010/02/pengembangan-software-development.html
http://juniorhendy.blogspot.com/2010/03/model-pengembangan-standar-profesi.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Analis_sistem
http://muhammadghazali.wordpress.com/2009/02/14/system-engineer/
http://muhammadghazali.wordpress.com/2009/02/23/system-analyst/
http://ghanoz2480.wordpress.com/2009/02/13/network-engineer/
http://muhammadghazali.wordpress.com/2009/02/13/it-trainer/
http://muhammadghazali.wordpress.com/2009/02/13/application-developer/
http://id.wikipedia.org/wiki/Analis_sistem
http://muhammadghazali.wordpress.com/2009/02/14/system-engineer/
http://muhammadghazali.wordpress.com/2009/02/23/system-analyst/
http://ghanoz2480.wordpress.com/2009/02/13/network-engineer/
http://muhammadghazali.wordpress.com/2009/02/13/it-trainer/
http://muhammadghazali.wordpress.com/2009/02/13/application-developer/